Sabtu, 08 Oktober 2016

Menjadi IMMawati TANGGUH

Menjadi IMMawati TANGGUH

            Apabila mendengar kata IMMawati apa yang akan dipersepsikan olehmu? Pastinya penyerapan kata IMMawati bagi kader IMM khususnya perempuan diartikan beragam macam. Mungkin ada yang memahaminya dengan apatis, serius dan atau bahkan menjadi guyonan. Setiap kader IMM memiliki title sendiri untuk disebut sebagai IMMawan dan IMMawati, tetapi sungguh menjadi kader itu adalah hal yang tidak mudah tetapi niatkan bahwa menjadi kader IMM adalah hal yang menarik dan asik untuk dilakoni.

            Trilogi IMM mengajarkan kita menjadi pribadi yang taat dalam beragama, tekun dalam intelektual dan peka terhadap sosial. Kader IMM yang betul – betul memahami trilogi IMM akan terus belajar untuk mengaplikasikan minimal dalam kehidupan sehari – harinya. Yang dulunya merasa hidup amburadul menjadi lebih baik, yang dulunya merasa baik menjadi tambah baik dan seterusnya.

            Kader IMMawati era globalisasi sekarang perlu memahami hal diatas sebagai barometer hidupnya bahwa dia menjadi seorang yang memikul amanah dipundaknya untuk menjadi sosok perempuan yang anggun dalam moral dan unggul dalam intelektual. Banyak dari kita memandang bahwa merasa nikmat menjadi kaum sosialita, pulang pergi ke mall, berbelanja yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan lain – lain. Seharusnya dengan title IMMawati didepan nama, kita memahami hakikat diri kita mengikuti pengkaderan IMM.

            IMM bukan semacam organisasi yang masuk untuk menjadi pengurus dan lengser sebagai demisioner dan setelah itu menganggap diri tidak terikat lagi dengan organisasi IMM. Disetiap langkah kita dari memulai pengkaderan, kita sudah memikul amanah, baik untuk meneruskan dakwah persyarikatan, membekali diri dengan keilmuan dan memahami fenomena sosial.

            IMMawati perlu menyadari bahwa sebagai kader IMM dan calon madrasah bagi generasi penerus bahwa setiap langkah kehidupan ini merupakan proses pembelajaran menuju yang lebih baik. Berusaha menjadi seorang yang menggiatkan keagamaan minimal dengan terus berusaha ibadah sholat 5 waktu dan berusaha untuk tepat waktu dengan tidak menyia – nyiakan waktu sholat serta membaca ayat – ayat Al-Qur’an minimal satu kali dalam sehari,  unggul dalam intelektual dengan minimal membiasakan diri membaca, memahami isu – isu yang sedang bergejolak maupun berdiskusi, serta peka terhadap fenomena sosial dengan terus melihat lingkungan sekitar. Insya Allah setelah kita berusaha untuk mengimplementasikannya kita dapat menjadi IMMawati yang tangguh diberbagai aspek dengan ikhlas karena menjadi seorang yang memiliki ilmu pengetahuan saja tidak cukup dikatakan sebagai orang yang cerdas apabila tidak peka terhadap lingkungan dan atau fenomena sosial sehingga perlu kita menggali rasa empati pada diri kita. 


by IMMawati Nayla Nurrabany
Bidang IMMawati PC IMM Cirendeu
Periode 2015/2016

0 komentar:

Posting Komentar