Selasa, 18 Oktober 2016

LABIRIN KEHIDUPAN ANAK BANGSA




LABIRIN KEHIDUPAN ANAK BANGSA

Perjalanan kehidupan kita sebagai akademisi kurang lengkap apabila kita tidak menengok kanan kiri kehidupan anak – anak jalanan maupun orang – orang dengan hidup dibawah garis kemiskinan. Cerdas saja tidak cukup untuk hidup kita apabila tidak pernah menyentuh mereka. Uluran tangan kita untuk menyapa mereka adalah hal yang sangat berharga saat kehidupan kita kontras dengan mereka, setiap  harinya kita hanya dijejeli uang untuk bisa membeli makan yang lezat, membeli kosmetik, membeli baju dan perlengkapan lain meskipun dirak sudah menumpuk, dimanjakan oleh i-Phone, Android, update medsos dan sebagainya dengan era globalisasi di abad 21.
          Dipelataran terminal bus kota, mereka menyanyi dengan baju yang kusam namun tetap merekah dengan senyum manisnya. Karena pendidikan yang kurang baik dari orangtua maupun tidak menginjakkan kakinya disekolah formal sehingga mereka menyanyikan lagu yang bukan untuk usianya. Mereka lebih dewasa dari usianya karena pergaulan mereka bebas daripada orang rumahan, adapula ibu – ibu yang menggendong bayi yang mungkin bisa jadi sebetulnya bukan bayinya, sedangkan seorang anak yang sejak bayi sudah terapapar kehidupan yang kelam di sekitar terminal bus kota.
          Indonesia memiliki pekerjaan rumah tangga yang menumpuk, Indeks Pembangunan Manusia (Human Deveploment Indeks) urutan ke -110/188 yang berada pada posisi Medium Human Development, tertinggal jauh dari Negara tetangga Malaysia yang menempati posisi ke-62/188. Indeks Pembangunan Manusia dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli.
          Kita sebagai kaum akademisi adalah pintu tol dalam mewadahi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang layak, dengan membukakan akses kepada pemangku kepentingan, NGO dan lain – lain. Indonesia dengan gerakan revolusi mental seharusnya menjadi garda terdepan akan ide – ide yang dapat mengantarkan kaum papa untuk mendapatkan kehidupan yang layak sesuai amanat UUD 1945. Mereka sebagai anak jalanan adalah korban dari ketidakadilan untuk hidup, periode mereka merupakan golden age untuk tumbuh kembang yang baik dengan mendapatkan perhatian, pendidikan dan tentunya kehidupan yang layak sehingga proses pertumbuhan mereka diharapkan baik dan nantinya mereka menjadi aset bangsa yang memberikan kontribusi untuk perubahan bangsanya.

Referensi:
Human Development Index and its components.2014.From URL http://www.hdr.undp.org
 Indeks Pembangunan Manusia 2006 – 2007.2008. From URL http://daps.bps.go.id


By IMMawati Nayla Nurabbany
Bidang IMMawati PC IMM  Cirendeu
Periode 2015/2016


0 komentar:

Posting Komentar