Badan Pimpinan Harian IMM Cabang Cirendeu 2014/2015

Bagan struktural Pimpinan Cabang IMM Cirendeu periode 2014 - 2015 yang diketuai oleh IMMawan Muhammad Estutresnanto

Latihan Instruktur Dasar

Pimpinana Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cirendeu 2015

DIKSUSWATI 1 PC IMM CIRENDEU

Kegiatan Diksuswati 1 oleh PC IMM Cirendeu dan IMM Se-Cabang Cirendeu

KAUMAN (Kajian Umum Mingguan) PC IMM Cirendeu dan Remaja Masjid At-Taqwa UMJ

Kajian Umum Mingguan yang membahas mengenai Keagamaan, khususnya membahas HPT Muhammadiyah. Diadakan setiap hari Rabu ba'da Sholat Maghrib Berjama'ah bersama pemateri-pemateri yang berkompeten.

PMO (Pelatihan Manajemen Organisasi) PC IMM Cirendeu

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 30 September 2016

Open Casting Teater Maroon


Open Casting Teater Maroon

Dalam rangka menambah semarak milad UMJ, Bidang SBO PC. IMM Cirendeu melaksanakan Open Casting dengan naskah reportoar di bawah kaki. Come and join us....! jangan lupa konsisten...!

Rabu, 28 September 2016



Fenomena Pekerja Seks komersial 


Pelacuran merupakan sebuah masalah sosial yang memberikan stigma negatif bagi masyarakat. Adapun risiko hal tersebut diantaranya adalah penyebaran Penyakit Menular Seksual.1
Pekerja Seks Komersial adalah wanita yang secara sengaja menyerahkan tubuh kepada banyak laki-laki (lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna disetubuhi dan dilakukan diluar pernikahan.2
Lebih dari 1 juta Infeksi Menular Seksual (IMS) setiap hari di seluruh dunia. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 357 juta infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS, yaitu klamidia, gonore, sifilis dan trikomoniasis. Dan sejak tahun 2000 diperkirakan sebanyak 7.8 juta kematian dikarenakan HIV dan 30 juta orang yang terinfeksi kasus baru HIV.3
Di Indonesia memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987). Sebaliknya jumlah kasus AIDS menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat bahkan sejak tahun 2012 jumlah kasus AIDS mulai turun. Jumlah kumulatif HIV dari tahun 1987 sampai September 2014 sebanyak 150.296 orang, sedangkan total kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 orang.4
Industri seks diperkirakan melibatkan 150.000 pekerja seks komersial wanita. Penderita HIV pada wanita berisiko tinggi ini cukup tinggi. Di Merauke, misalnya 26.5% pekerja seks komersial wanita telah terinfeksi HIV.5
Begitupun kasus HIV/AIDS di Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan kecamatan Cisarua menjadi salah satu dari 14 kecamatan tertinggi kasus HIV/AIDS. Hal ini didominasi oleh pengguna narkoba, hubungan seks bebas dan ibu yang mengandung anaknya.6
Penelitian kualitatif mengenai perilaku pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di Kabupaten Tegal, hasil penelitian menunjukkan bahwa  WPS cukup aktif mencari informasi IMS melalui teman, petugas kesehatan, penyuluhan, media cetak dan elektronik, tetapi tidak melalui mucikari. Hampir semua WPS merayu pelanggan untuk memakai kondom dan dapat memakai kondom dengan baik. Vaginal higiene WPS belum baik, mereka membersihkan vagina bagian dalam menggunakan antiseptik dan pasta gigi.7
Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seks mayoritas dengan menggunakan alat pelindung kondom dan upaya – upaya lain seperti penggunaan antibiotik, meminum jamu, merebus daun sirih, membersihkan diri setelah berhubungan seks dengan menggunakan antiseptik.8

Sumber :
1.      Sari.2014.Pilihan Rasional Pekerja Seks Komersial dalam Menekuni Pekerjaannya (Studi Deskriptif di Lokalisasi Jarak Kecamatan Sawahan).diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://journal.unair.ac.id
2.      Setiawan.et.al.2013. Persona Pada Pekerja Seks Komersial Wanita di Lokalisasi Jarak Surabaya.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://psikologi.ub.ac.id
3.      WHO.2016.Sixty-Ninth World Health Assembly Closes.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://who.int
4.      Kementerian Kesehatan RI.2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS.diakses pada 14 Juni 2016 dari http://depkes.go.id
5.      Bappenas.2015.Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
Indonesia. Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://bappenas.go.id
6.      Saputra,Soni Agung.2012.14 Kecamatan di Kabupaten Bogor Zona Merah Penyebaran Virus HIV AIDS.Diakses pada 20 Juli 2016 dari http://RRIBogor.co
7.      Aryani,Desi.et.al.2015.Perilaku Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada  Wanita Pekerja Seksual Kabupaten Tegal.KEMAS 10 (2) (2015) 160-168.Diakses pada 14 Juni 2016dari http://journal.unnes.ac.id
8.      Rabbany,Nayla Nur.2016.Studi Fenomenologi:Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di Puncak, Cisarua, Bogor Tahun 2016.[Skripsi]

 Penulis : Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016





Penyakit Menular Seksual


 Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular  Seksual  adalah  penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.1 

Penyakit Menular Seksual terbagi menjadi dua jenis yaitu penyakit yang dapat disembuhkan dan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Penyakit Menular Seksual yang dapat disembuhkan adalah trikomonas, klamidia, gonore, sifilis dan  chancroid. Penyakit Menular Seksual yang tidak dapat disembuhkan diantaranya kondiloma, HIV/AIDS, Herpes genitalis dan Hepatitis.2 

Klamidia disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomati. Klamidia mudah disembuhkan dengan antibiotik, dan penderita klamidia harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual selama 7 hari setelah diberikan antibiotik. Jika gejala terus berlanjut selama lebih dari beberapa hari setelah menerima pengobatan, maka harus kembali ke fasilitas kesehatan.3 

Penyakit Menular Seksual yang disebabkan jamur diantaranya adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans yang pada perempuan menimbulkan gejala keluarnya cairan berwarna putih seperti susu atau butir tepung dan kadang – kadang seperti susu pecah disertai rasa gatal yang hebat pada alat kelamin dan pada perempuan hamil dapat menularkan pada bayi yang dikandungnya. Pada  laki – laki yang tidak disunat kelainan yang ditimbulkan adalah rasa gatal pada daerah kemaluan dan lipat paha serta peradangan pada daerah ujung kemaluan.4 

Penyakit Menular Seksual lainnya adalah sifilis (raja singa) yang disebabkan oleh Treponema pallidum dengan masa tanpa gejala antara 2 – 6 minggu bahkan terkadang sampai tiga bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual, gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri; bercak merah ditubuh tanpa gejala klinis yang jelas; kelainan saraf, jantung, pembuluh darah, dan kulit.5 

Selain Human Paviloma Virus (HPV), terdapat Human Immunodeficiency Virus yang disingkat menjadi HIV yaitu virus yang menurunkan sampai merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan AIDS adalah Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV bukan karena keturunan. Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menjadi penularan hanya ada pada darah, cairan sperma (air mani), dan cairan vagina.6


Sumber :
1.      BKKBN.2001.Materi dan Tanyajawab Kesehatan Reproduksi Remaja.Jakarta; BKKBN Yayasan Mitra INTI
2.      Muhaimin,Toha.2015.Penyakit Menular Seksual [Materi Ajar Kuliah Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta]
3.      CDC [homepage on the Internet].CDC: Chlamydia Treatment and Care;2016 [cited 2016 June 14].Available from http://www.cdc.gov
4.      Surjadi,Charles.et.al.2006. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa di 3 Kota Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Semarang).Jakarta: Jaringan Epidemiologi Nasional dan Badan Litbangkes Depkes
5.      Kumalasari,Intan.et.al.2012.Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta:Penerbit Salemba Medika
6.      Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak – Hak Reproduksi [homepage on the internet]. Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak – Hak Reproduksi:Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja; 2007. [update 2016 Mei 18]. Available from http://www.bkkbn.go.id


Penulis = Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati 
PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016)

Selasa, 20 September 2016

Pengaruh Independensi Media Massa Terhadap Pemberitaan




Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Sejarah Media Massa
Media massa mulai berkembang sekitar tahun 3300 SM, ketika bangsa Mesir menyempurnakan huruf Hieroglif. Sistem penulisan ini didasarkan pada symbol. Kemudian pada tahun 1500 SM, bangsa Semit menyusun huruf dengan konsonan. Setelah itu sekitar tahun 800 SM huruf vocal dimasukkan ke dalam alfabet oleh bangsa Yunani.
Pada zaman Romawi kuno sekitar 60 SM muncul media untuk pernyataan umum yang dikenal dengan nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna ini terbit setiap hari, berisi pengumuman dari Kaisar Roma dan berita-berita kegiatan kekaisaran lainya yang ditempel atau di pasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum. Orang yang menjual jasa untuk mencatat isi beritanya disebut dengan Actuari. Semakin lama jumlah Actuari semakin banyak sehingga berita dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum. Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 M. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.

1.      Surat Kabar
Surat kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar abad pertengahan, bernama Gazetta yang berisi seputar pengumuman pemerintah Venesia dan berita-berita lainnya. Johan Gutenberg menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah istilah press (pers) pada tahun 1450. Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad 14 namun surat kabar tercetak pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang diterbitkan oleh Johan Carolus.
Surat kabar harian pertama terbit di Leipzig pada tahun 1660 dengan nama Leipziger Zeitung. Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de Paris di Prancis tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun 1784, Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830, Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun 1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Media cetak (surat kabar) merupakan media massa yang muncul pertama dan arena proses cetak yang dilakukan dengan cara menekan kertas diatas susunan huruf (image) dengan menggunakan silinder atau penekan dater lainnya, sehingga disebut pers (press).
2.      Radio
Guglielmo Marconi  dari Italia menemukan radio pada tahun 1874. Dia berhasil membuat peralatan yang diperlukan untuk mengirim tanda-tanda tanpa kabel . Tahun 1899 ia sanggup mengirim berita melalui gelombang elektromagnetic menyeberangi selat Inggris. Dan tahun 1901 Marconi berhasil mengirim berita radio dari Inggris ke Newfoundland melintasi Atlantik. Dia juga memicu berkembangnya penyiaran radio tahun 1920-an. Radio digunakan untuk keperluan hiburan, promosi dan juga sebagai media penyampaian berita. Peristiwa yang terjadi pada hari ini langsung dapat diketahui hari itu juga. Lalu muncul istilah jurnalisme radio (radio journalism atau broadcasting journalism).
3.      Televisi
John L.Baird menemukan televisi tahun 1926 dan didemonstrasikan lewat radio BBC (British Broadcasting Corporation) London, Inggris. Upaya John L.Braid ini tentunya didahului dengan penemuan-penemuan selenium (sel sensitive (1893), nipkow scaning disc (1884), sinar katode (1909), dan iconoscope (1923)). November 1936 , melalui stasiun BBC Television di Alexandria Palace dilakukan penyiaran high-definition pertama dengan 240 saluran dengan menggunakan Baird System dan 405 saluran dengan  Marconi-EMI System. Tahun 1949 di AS sudah bisa mengadakan jaringan siaran dengan jangkauan 2000 mil dan meliputi 14 kota yang diantaranya New York, Washington, Boston, Chicago, dan St. Louis. Media televisi dan radio disebut sebagai jurnalisme elektronik (electronics journalism) ,termasuk didalamnya media internet.
4.      Media Baru (Perkembangan Baru)
Di abad 20, internet mulai berkembang. Dengan internet, dunia dapat terhubung secara global. Pada tahun 1970-an, email mulai dikembangkan. Kemudian muncul ide dari Tim Berners-Lee dengan world wide web pada tahun 1990. Saat ini, terdapat lebih dari 2 miliar orang pengguna internet. Adanya smartphone saat ini juga semakin memudahkan kita dalam mendapatkan berbagai informasi tanpa harus menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari seperti zaman dahulu.

            Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, media massa kini tidak lagi hanya menjadi sarana penyampaian berita kepada masyarakat. Terdapat banyak kepentingan di dalamnya, terutama kepentingan dalam berpolitik. Sehingga masyarakat awam pun banyak yang menilai negative dengan sebuah berita yang belum tau kebenarannya. Hal yang tidak benar pun kini dianggap sebagai hal positif bagi masyarakat.

            Bagaimana ini bisa terjadi? Apa alasan pers dalam melakukan hal itu? Dan bagaimana cara kita menyikapi segala pemberitaan yang beredar sekarang ini? Bisakah kita menjadi masyarakat yang cerdas dalam menerima berita dari media massa?

            Temukan jawabannya pada Kajian Rutin bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Cirendeu pada tanggal 22 September 2016 pukul 16.00 di gedung FISIP UMJ! Dengan tema “Pengaruh Independensi Media Massa Terhadap Pemberitaan”

Don’t miss it, guys!




Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
PC IMM Cirendeu
Periode 2015-2016