Dalam rangka menambah semarak milad UMJ, Bidang SBO PC. IMM Cirendeu melaksanakan Open Casting dengan naskah reportoar di bawah kaki. Come and join us....! jangan lupa konsisten...!
Jumat, 30 September 2016
Open Casting Teater Maroon
Open Casting Teater Maroon
Dalam rangka menambah semarak milad UMJ, Bidang SBO PC. IMM Cirendeu melaksanakan Open Casting dengan naskah reportoar di bawah kaki. Come and join us....! jangan lupa konsisten...!
Rabu, 28 September 2016
Fenomena
Pekerja Seks komersial
Pelacuran merupakan sebuah masalah sosial yang memberikan stigma negatif
bagi masyarakat. Adapun risiko hal tersebut diantaranya adalah penyebaran
Penyakit Menular Seksual.1
Pekerja Seks Komersial adalah wanita yang secara sengaja menyerahkan
tubuh kepada banyak laki-laki (lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna
disetubuhi dan dilakukan diluar pernikahan.2
Lebih dari 1 juta Infeksi Menular Seksual (IMS)
setiap hari di seluruh dunia. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 357 juta
infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS, yaitu klamidia, gonore, sifilis dan
trikomoniasis. Dan sejak tahun 2000 diperkirakan sebanyak 7.8 juta
kematian dikarenakan HIV dan 30 juta orang yang terinfeksi kasus baru HIV.3
Di Indonesia
memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke
tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987). Sebaliknya jumlah kasus AIDS
menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat bahkan sejak tahun 2012
jumlah kasus AIDS mulai turun. Jumlah kumulatif HIV dari tahun 1987 sampai
September 2014 sebanyak 150.296 orang, sedangkan total kumulatif kasus AIDS
sebanyak 55.799 orang.4
Industri seks diperkirakan melibatkan 150.000 pekerja seks komersial
wanita. Penderita HIV pada wanita berisiko tinggi ini cukup tinggi. Di Merauke,
misalnya 26.5% pekerja seks komersial wanita telah terinfeksi HIV.5
Begitupun kasus HIV/AIDS di Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dan kecamatan Cisarua
menjadi salah satu dari 14 kecamatan tertinggi kasus HIV/AIDS. Hal ini
didominasi oleh pengguna narkoba, hubungan seks bebas dan ibu yang mengandung
anaknya.6
Penelitian kualitatif
mengenai perilaku pencegahan Infeksi Menular Seksual pada
Wanita Pekerja Seksual di Kabupaten Tegal, hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS cukup aktif mencari informasi IMS melalui
teman, petugas kesehatan, penyuluhan, media cetak dan elektronik, tetapi tidak
melalui mucikari. Hampir semua WPS merayu pelanggan untuk memakai kondom dan
dapat memakai kondom dengan baik. Vaginal higiene WPS belum baik, mereka
membersihkan vagina bagian dalam menggunakan antiseptik dan pasta gigi.7
Pencegahan
Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seks mayoritas dengan menggunakan
alat pelindung kondom dan upaya – upaya lain seperti penggunaan antibiotik,
meminum jamu, merebus daun sirih, membersihkan diri setelah berhubungan seks
dengan menggunakan antiseptik.8
Sumber :
1.
Sari.2014.Pilihan Rasional Pekerja
Seks Komersial dalam Menekuni Pekerjaannya (Studi Deskriptif di Lokalisasi
Jarak Kecamatan Sawahan).diakses Diakses pada 14 Juni
2016 dari http://journal.unair.ac.id
2.
Setiawan.et.al.2013. Persona Pada
Pekerja Seks Komersial Wanita di Lokalisasi Jarak Surabaya.Diakses Diakses
pada 14 Juni 2016 dari http://psikologi.ub.ac.id
3.
WHO.2016.Sixty-Ninth World Health
Assembly Closes.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://who.int
4.
Kementerian Kesehatan RI.2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS.diakses
pada 14 Juni 2016 dari http://depkes.go.id
5. Bappenas.2015.Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium
Indonesia.
Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://bappenas.go.id
6. Saputra,Soni
Agung.2012.14 Kecamatan di Kabupaten
Bogor Zona Merah Penyebaran Virus HIV AIDS.Diakses pada 20 Juli 2016 dari
http://RRIBogor.co
7. Aryani,Desi.et.al.2015.Perilaku Pencegahan Infeksi Menular Seksual
pada Wanita Pekerja Seksual Kabupaten Tegal.KEMAS
10 (2) (2015) 160-168.Diakses pada 14 Juni 2016dari http://journal.unnes.ac.id
8. Rabbany,Nayla Nur.2016.Studi Fenomenologi:Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di
Puncak, Cisarua, Bogor Tahun 2016.[Skripsi]
Penulis : Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual adalah penyakit
yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko terkena PMS apabila
melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan baik melalui
vagina, oral, maupun anal. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit ini
dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya
kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.1 Penyakit Menular Seksual terbagi menjadi dua jenis yaitu penyakit yang dapat disembuhkan dan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Penyakit Menular Seksual yang dapat disembuhkan adalah trikomonas, klamidia, gonore, sifilis dan chancroid. Penyakit Menular Seksual yang tidak dapat disembuhkan diantaranya kondiloma, HIV/AIDS, Herpes genitalis dan Hepatitis.2
Klamidia disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomati. Klamidia mudah disembuhkan dengan antibiotik, dan penderita klamidia harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual selama 7 hari setelah diberikan antibiotik. Jika gejala terus berlanjut selama lebih dari beberapa hari setelah menerima pengobatan, maka harus kembali ke fasilitas kesehatan.3
Penyakit Menular Seksual yang disebabkan jamur diantaranya adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans yang pada perempuan menimbulkan gejala keluarnya cairan berwarna putih seperti susu atau butir tepung dan kadang – kadang seperti susu pecah disertai rasa gatal yang hebat pada alat kelamin dan pada perempuan hamil dapat menularkan pada bayi yang dikandungnya. Pada laki – laki yang tidak disunat kelainan yang ditimbulkan adalah rasa gatal pada daerah kemaluan dan lipat paha serta peradangan pada daerah ujung kemaluan.4
Penyakit Menular Seksual lainnya adalah sifilis (raja singa) yang disebabkan oleh Treponema pallidum dengan masa tanpa gejala antara 2 – 6 minggu bahkan terkadang sampai tiga bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual, gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri; bercak merah ditubuh tanpa gejala klinis yang jelas; kelainan saraf, jantung, pembuluh darah, dan kulit.5
Selain Human Paviloma Virus (HPV), terdapat Human Immunodeficiency Virus yang disingkat menjadi HIV yaitu virus yang menurunkan sampai merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan AIDS adalah Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV bukan karena keturunan. Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menjadi penularan hanya ada pada darah, cairan sperma (air mani), dan cairan vagina.6
Sumber :
1. BKKBN.2001.Materi dan Tanyajawab Kesehatan Reproduksi Remaja.Jakarta;
BKKBN Yayasan Mitra INTI
2. Muhaimin,Toha.2015.Penyakit Menular Seksual [Materi Ajar
Kuliah Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta]
3. CDC [homepage on the Internet].CDC: Chlamydia
Treatment and Care;2016 [cited
2016
June 14].Available from http://www.cdc.gov
4. Surjadi,Charles.et.al.2006. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
untuk Mahasiswa di 3 Kota Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan
Semarang).Jakarta: Jaringan Epidemiologi Nasional dan Badan Litbangkes Depkes
5. Kumalasari,Intan.et.al.2012.Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta:Penerbit Salemba Medika
6. Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak – Hak Reproduksi [homepage on the internet]. Direktorat Remaja
dan Perlindungan Hak – Hak Reproduksi:Kurikulum dan Modul
Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja; 2007. [update 2016
Mei
18]. Available from
http://www.bkkbn.go.id
Penulis = Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati
PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016)
PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016)
Selasa, 20 September 2016
Pengaruh Independensi Media Massa Terhadap Pemberitaan
Media
massa atau Pers adalah suatu istilah
yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang
secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat
dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap
media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih
tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk
bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi
yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Sejarah Media Massa
Media
massa mulai berkembang sekitar tahun 3300 SM, ketika bangsa Mesir
menyempurnakan huruf Hieroglif. Sistem penulisan ini didasarkan pada symbol.
Kemudian pada tahun 1500 SM, bangsa Semit menyusun huruf dengan konsonan.
Setelah itu sekitar tahun 800 SM huruf vocal dimasukkan ke dalam alfabet oleh
bangsa Yunani.
Pada
zaman Romawi kuno sekitar 60 SM muncul media untuk pernyataan umum yang dikenal
dengan nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna
ini terbit setiap hari, berisi pengumuman dari Kaisar Roma dan berita-berita
kegiatan kekaisaran lainya yang ditempel atau di pasang di pusat kota yang
disebut Forum Romanum. Orang yang menjual jasa untuk mencatat isi beritanya
disebut dengan Actuari. Semakin lama jumlah Actuari semakin banyak sehingga
berita dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Perkembangan
selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum. Acta Diurna diterbitkan oleh
Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai runtuhnya kekaisaran
Roma pada tahun 476 M. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita
banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar menyebut masa
sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna
sebagai Masa Jurnalis.
1.
Surat
Kabar
Surat
kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar abad pertengahan, bernama Gazetta
yang berisi seputar pengumuman pemerintah Venesia dan berita-berita lainnya.
Johan Gutenberg menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah
istilah press (pers) pada tahun 1450. Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad
14 namun surat kabar tercetak pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang
diterbitkan oleh Johan Carolus.
Surat
kabar harian pertama terbit di Leipzig pada tahun 1660 dengan nama Leipziger
Zeitung. Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de Paris di
Prancis tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun 1784, Algemeen
Handelsblad di Belanda tahun 1830, Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun
1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Media cetak (surat kabar)
merupakan media massa yang muncul pertama dan arena proses cetak yang dilakukan
dengan cara menekan kertas diatas susunan huruf (image) dengan menggunakan silinder atau penekan dater lainnya,
sehingga disebut pers (press).
2.
Radio
Guglielmo Marconi
dari Italia menemukan radio pada tahun 1874. Dia
berhasil membuat peralatan yang diperlukan untuk mengirim tanda-tanda tanpa
kabel . Tahun 1899 ia sanggup mengirim berita melalui gelombang elektromagnetic
menyeberangi selat Inggris. Dan tahun 1901 Marconi berhasil mengirim berita
radio dari Inggris ke Newfoundland melintasi Atlantik. Dia juga memicu
berkembangnya penyiaran radio tahun 1920-an. Radio digunakan untuk keperluan
hiburan, promosi dan juga sebagai media penyampaian berita. Peristiwa yang
terjadi pada hari ini langsung dapat diketahui hari itu juga. Lalu muncul
istilah jurnalisme radio (radio
journalism atau broadcasting
journalism).
3.
Televisi
John
L.Baird menemukan televisi tahun 1926 dan didemonstrasikan lewat radio BBC
(British Broadcasting Corporation) London, Inggris. Upaya John L.Braid ini
tentunya didahului dengan penemuan-penemuan selenium (sel sensitive (1893),
nipkow scaning disc (1884), sinar katode (1909), dan iconoscope (1923)).
November 1936 , melalui stasiun BBC Television di Alexandria Palace dilakukan
penyiaran high-definition pertama dengan 240 saluran dengan menggunakan Baird
System dan 405 saluran dengan
Marconi-EMI System. Tahun 1949 di AS sudah bisa mengadakan jaringan
siaran dengan jangkauan 2000 mil dan meliputi 14 kota yang diantaranya New
York, Washington, Boston, Chicago, dan St. Louis. Media televisi dan radio
disebut sebagai jurnalisme elektronik (electronics
journalism) ,termasuk didalamnya media internet.
4.
Media
Baru (Perkembangan Baru)
Di
abad 20, internet mulai berkembang. Dengan internet, dunia dapat terhubung
secara global. Pada tahun 1970-an, email mulai dikembangkan. Kemudian muncul
ide dari Tim Berners-Lee dengan world wide web pada tahun 1990. Saat ini,
terdapat lebih dari 2 miliar orang pengguna internet. Adanya smartphone saat ini juga semakin
memudahkan kita dalam mendapatkan berbagai informasi tanpa harus menunggu
berjam-jam bahkan berhari-hari seperti zaman dahulu.
Namun
seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, media massa kini tidak lagi
hanya menjadi sarana penyampaian berita kepada masyarakat. Terdapat banyak
kepentingan di dalamnya, terutama kepentingan dalam berpolitik. Sehingga
masyarakat awam pun banyak yang menilai negative dengan sebuah berita yang
belum tau kebenarannya. Hal yang tidak benar pun kini dianggap sebagai hal
positif bagi masyarakat.
Bagaimana
ini bisa terjadi? Apa alasan pers dalam melakukan hal itu? Dan bagaimana cara
kita menyikapi segala pemberitaan yang beredar sekarang ini? Bisakah kita
menjadi masyarakat yang cerdas dalam menerima berita dari media massa?
Temukan
jawabannya pada Kajian Rutin bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM
Cirendeu pada tanggal 22 September 2016 pukul 16.00 di gedung
FISIP UMJ! Dengan tema “Pengaruh
Independensi Media Massa Terhadap Pemberitaan”
Don’t miss it, guys!
Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
PC IMM Cirendeu
Periode 2015-2016