Rabu, 28 September 2016



Fenomena Pekerja Seks komersial 


Pelacuran merupakan sebuah masalah sosial yang memberikan stigma negatif bagi masyarakat. Adapun risiko hal tersebut diantaranya adalah penyebaran Penyakit Menular Seksual.1
Pekerja Seks Komersial adalah wanita yang secara sengaja menyerahkan tubuh kepada banyak laki-laki (lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna disetubuhi dan dilakukan diluar pernikahan.2
Lebih dari 1 juta Infeksi Menular Seksual (IMS) setiap hari di seluruh dunia. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 357 juta infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS, yaitu klamidia, gonore, sifilis dan trikomoniasis. Dan sejak tahun 2000 diperkirakan sebanyak 7.8 juta kematian dikarenakan HIV dan 30 juta orang yang terinfeksi kasus baru HIV.3
Di Indonesia memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987). Sebaliknya jumlah kasus AIDS menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat bahkan sejak tahun 2012 jumlah kasus AIDS mulai turun. Jumlah kumulatif HIV dari tahun 1987 sampai September 2014 sebanyak 150.296 orang, sedangkan total kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 orang.4
Industri seks diperkirakan melibatkan 150.000 pekerja seks komersial wanita. Penderita HIV pada wanita berisiko tinggi ini cukup tinggi. Di Merauke, misalnya 26.5% pekerja seks komersial wanita telah terinfeksi HIV.5
Begitupun kasus HIV/AIDS di Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan kecamatan Cisarua menjadi salah satu dari 14 kecamatan tertinggi kasus HIV/AIDS. Hal ini didominasi oleh pengguna narkoba, hubungan seks bebas dan ibu yang mengandung anaknya.6
Penelitian kualitatif mengenai perilaku pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di Kabupaten Tegal, hasil penelitian menunjukkan bahwa  WPS cukup aktif mencari informasi IMS melalui teman, petugas kesehatan, penyuluhan, media cetak dan elektronik, tetapi tidak melalui mucikari. Hampir semua WPS merayu pelanggan untuk memakai kondom dan dapat memakai kondom dengan baik. Vaginal higiene WPS belum baik, mereka membersihkan vagina bagian dalam menggunakan antiseptik dan pasta gigi.7
Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seks mayoritas dengan menggunakan alat pelindung kondom dan upaya – upaya lain seperti penggunaan antibiotik, meminum jamu, merebus daun sirih, membersihkan diri setelah berhubungan seks dengan menggunakan antiseptik.8

Sumber :
1.      Sari.2014.Pilihan Rasional Pekerja Seks Komersial dalam Menekuni Pekerjaannya (Studi Deskriptif di Lokalisasi Jarak Kecamatan Sawahan).diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://journal.unair.ac.id
2.      Setiawan.et.al.2013. Persona Pada Pekerja Seks Komersial Wanita di Lokalisasi Jarak Surabaya.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://psikologi.ub.ac.id
3.      WHO.2016.Sixty-Ninth World Health Assembly Closes.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://who.int
4.      Kementerian Kesehatan RI.2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS.diakses pada 14 Juni 2016 dari http://depkes.go.id
5.      Bappenas.2015.Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
Indonesia. Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://bappenas.go.id
6.      Saputra,Soni Agung.2012.14 Kecamatan di Kabupaten Bogor Zona Merah Penyebaran Virus HIV AIDS.Diakses pada 20 Juli 2016 dari http://RRIBogor.co
7.      Aryani,Desi.et.al.2015.Perilaku Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada  Wanita Pekerja Seksual Kabupaten Tegal.KEMAS 10 (2) (2015) 160-168.Diakses pada 14 Juni 2016dari http://journal.unnes.ac.id
8.      Rabbany,Nayla Nur.2016.Studi Fenomenologi:Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di Puncak, Cisarua, Bogor Tahun 2016.[Skripsi]

 Penulis : Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016





0 komentar:

Posting Komentar