Fenomena
Pekerja Seks komersial
Pelacuran merupakan sebuah masalah sosial yang memberikan stigma negatif
bagi masyarakat. Adapun risiko hal tersebut diantaranya adalah penyebaran
Penyakit Menular Seksual.1
Pekerja Seks Komersial adalah wanita yang secara sengaja menyerahkan
tubuh kepada banyak laki-laki (lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna
disetubuhi dan dilakukan diluar pernikahan.2
Lebih dari 1 juta Infeksi Menular Seksual (IMS)
setiap hari di seluruh dunia. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 357 juta
infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS, yaitu klamidia, gonore, sifilis dan
trikomoniasis. Dan sejak tahun 2000 diperkirakan sebanyak 7.8 juta
kematian dikarenakan HIV dan 30 juta orang yang terinfeksi kasus baru HIV.3
Di Indonesia
memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke
tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987). Sebaliknya jumlah kasus AIDS
menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat bahkan sejak tahun 2012
jumlah kasus AIDS mulai turun. Jumlah kumulatif HIV dari tahun 1987 sampai
September 2014 sebanyak 150.296 orang, sedangkan total kumulatif kasus AIDS
sebanyak 55.799 orang.4
Industri seks diperkirakan melibatkan 150.000 pekerja seks komersial
wanita. Penderita HIV pada wanita berisiko tinggi ini cukup tinggi. Di Merauke,
misalnya 26.5% pekerja seks komersial wanita telah terinfeksi HIV.5
Begitupun kasus HIV/AIDS di Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dan kecamatan Cisarua
menjadi salah satu dari 14 kecamatan tertinggi kasus HIV/AIDS. Hal ini
didominasi oleh pengguna narkoba, hubungan seks bebas dan ibu yang mengandung
anaknya.6
Penelitian kualitatif
mengenai perilaku pencegahan Infeksi Menular Seksual pada
Wanita Pekerja Seksual di Kabupaten Tegal, hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS cukup aktif mencari informasi IMS melalui
teman, petugas kesehatan, penyuluhan, media cetak dan elektronik, tetapi tidak
melalui mucikari. Hampir semua WPS merayu pelanggan untuk memakai kondom dan
dapat memakai kondom dengan baik. Vaginal higiene WPS belum baik, mereka
membersihkan vagina bagian dalam menggunakan antiseptik dan pasta gigi.7
Pencegahan
Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seks mayoritas dengan menggunakan
alat pelindung kondom dan upaya – upaya lain seperti penggunaan antibiotik,
meminum jamu, merebus daun sirih, membersihkan diri setelah berhubungan seks
dengan menggunakan antiseptik.8
Sumber :
1.
Sari.2014.Pilihan Rasional Pekerja
Seks Komersial dalam Menekuni Pekerjaannya (Studi Deskriptif di Lokalisasi
Jarak Kecamatan Sawahan).diakses Diakses pada 14 Juni
2016 dari http://journal.unair.ac.id
2.
Setiawan.et.al.2013. Persona Pada
Pekerja Seks Komersial Wanita di Lokalisasi Jarak Surabaya.Diakses Diakses
pada 14 Juni 2016 dari http://psikologi.ub.ac.id
3.
WHO.2016.Sixty-Ninth World Health
Assembly Closes.Diakses Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://who.int
4.
Kementerian Kesehatan RI.2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS.diakses
pada 14 Juni 2016 dari http://depkes.go.id
5. Bappenas.2015.Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium
Indonesia.
Diakses pada 14 Juni 2016 dari http://bappenas.go.id
6. Saputra,Soni
Agung.2012.14 Kecamatan di Kabupaten
Bogor Zona Merah Penyebaran Virus HIV AIDS.Diakses pada 20 Juli 2016 dari
http://RRIBogor.co
7. Aryani,Desi.et.al.2015.Perilaku Pencegahan Infeksi Menular Seksual
pada Wanita Pekerja Seksual Kabupaten Tegal.KEMAS
10 (2) (2015) 160-168.Diakses pada 14 Juni 2016dari http://journal.unnes.ac.id
8. Rabbany,Nayla Nur.2016.Studi Fenomenologi:Pencegahan Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual di
Puncak, Cisarua, Bogor Tahun 2016.[Skripsi]
Penulis : Immawati Nayla Nur Rabbany, S. KM (Bidang IMMawati PC. IMM Cirendeu Periode 2015/2016
0 komentar:
Posting Komentar