Kamis, 24 November 2016

VIRUS SINETRON

VIRUS SINETRON

Di masa sekarang ini siapa yang tidak tahu dengan televisi. Ya, televisi adalah salah satu media hiburan yang sudah tidak asing lagi keberadaannya.  Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, maka dunia pertelevisian pun jadi ikut berkembang. Tayangan-tayangan televisi menjadi hiburan tersendiri bagi penontonnya. Acara televisi yang semakin bervariasi, mulai dari acara musik, masak, anak-anak, reality show, politik, sinetron dan lain sebagaimana selalu disajikan oleh stasiun televisi untuk menghibur penotonon setianya.
Jika kita flashback ke tahun 90-an, kita akan mengenang acara televisi semasa kecil. Acara anak-anak pada saat itu sering ditayangkan pada hari libur menemani liburan kita. Dan jika membandingkan acara televisi zaman dulu dengan zaman sekarang, acara anak-anaknya lah yang sudah berkurang di masa sekarang. Sedih memang, stasiun televisi Indonesia sudah jarang menayangkan acara anak-anak. Saya bangga karena saya pernah merasakan masa kecil dengan acara televisi yang masih berkualitas. Tidak seperti sekarang, acara anak-anak di televisi sudah termaginalkan dan digantikan dengan acara sinetron.
Sinetron. Kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan? Sinetron adalah salah satu acara televisi yang sebagian besar isi ceritanya tentang percintaan. Dalam Bahasa Spanyol sinetron disebut juga telenovela. Bisa dibilang saya juga senang menonton televisi, tapi untuk beberapa tahun belakangan ini saya menjadi kurang menyukai acara televisi yang menayangkan sinetron. Saya beranggapan acara sinetron di beberapa stasiun televisi cerita nya terlalu lebay dan kurang mendidik. Mungkin pembaca juga memiliki argument yang sama dengan saya. Pembaca mungkin masih ingat dengan sinetron-sinetron lama seperti Keluarga Cemara, Lorong Waktu, Kiamat Sudah Dekat, dan lain-lain. Sinetron lama yang tak lekang oleh zaman, jalan ceritanya yang seru dan tidak membosankan membuat rindu.
Tayangan sinetron sekarang yang terlalu bercerita soal percintaan dengan penonton yang sebagian besar adalah anak-anak, sangat lah ironis. Anak-anak yang seharusnya menikmati acara yang mendidikik, tapi sebaliknya. Tidak dipungkiri juga memang, anak-anak zaman sekarang sudah lebih faham dengan kata cinta, mungkin itu salah satu dampak dari perkembangan global yang memudahkan anak-anak sekarang mudah mengakses berbagai situs di internet yang membuatnya menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu yang semestinya belum pantas mereka tau terkhusus untuk anak-anak yang berada di kota.
Saya masih ingat betul saat saya KKN di salah satu daerah di Indonesia, anak-anak sekolah dasar bahkan anak-anak yang masih duduk dibangku PAUD pun sangat mengerti dengan jalan cerita salah satu sinetron. Sampai-sampai mereka ingin sekali bertemu dengan idolanya. Pada saat bimbingan belajar di posko, hanya ada 3 anak yang datang tepat waktu, yang lain telat datang dengan alasan menonton acara sinetron kesukaannya. Rupanya kesukaan terhadap sinetron yang sedang naik daun ini tidak hanya disukai oleh anak-anak yang ada di kota, melainkan sudah sampai pada anak-anak yang ada di daerah jauh dari pusat kota.
Seperti virus yang dengan begitu cepat menguasai anak-anak. Segala hal yang berkaitan dengan idola pada sinetron kesukaannya selalu diikuti. Untuk itu marilah kita pantau adik-adik kita, sepupu dan saudara lainnya agar menonton tayangan televisi yang mendidiki, agar anak-anak bangsa Indonesia menjadi penerus bangsa yang cerdas dan memiliki kualitas  yang dapat memajukan bangsa Indonesia.

#SalamMaroon
#IMMJaya

Created by : IMMawati Yoanita Sarah
Sekretaris Umum PC IMM Cirendeu Periode 2015-2016
Editor by : Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Cirendeu

0 komentar:

Posting Komentar